DARE TO HANDLE MORE? Itulah slogan Honda Brio, adik Jazz yang terkencang di kelasnya. 0-100 km/jam bisa ditempuh Brio manual dalam 9,9 detik. Brio matik dapat mencetak angka 11,6 detik, berdasarkan pengetesan Auto Bild. Jauh dari rivalnya yang main di angka 12-13 detikan. Itu berkat mesin 1.339 cc yang dipakai pula pada Jazz di mancanegara yang dapat meletupkan tenaga 100 dk, plus transmisi manual dan otomatis yang sama-sama 5-speed.
Sudah dengan performanya, di eksterior Brio menyajikan garis-garis nyeleneh yang sporti. Pelek 14 inci palang 5x2 menambah keren tampilan. Airdam superbesar menyiratkan kecepatan. Sayang belum dilengkapi lampu kabut alias foglamp. Aksen krom di gril terkesan unik. Di samping dua garis tegas menghiasi Brio. Sayangnya pilar ditengah jendela belum di black-out alias dcat hitam. Di belakang, kaca besar yang bukan selera semua orang menyambung ke lampu crystal yang unik. Bumper mendukung aerodinamka. Oh ya, kolong Brio ditutup plastik agar minim hambatan.
Dasbornya sekilas mirip kakaknya, Jazz dan diwarnai beige yang dirasa tidak cocok buat hatchback. Audionya bersuara kuat dan jernih, dihasilkan oleh head unit 2-DIN merek JVC. Jok depan punya headrest yang menyambung dengan jok semi-bucket yang tipis. Itu membuat baris belakang lebih lega. Sayang bagasinya sangat sempit, tapi untunglah jok belakang bisa dilipat rata.
Sayangnya Honda mematok tinggi-tinggi harga mobil yang didatangkan dari Thailand. Hal itu mungkin saja membuat konsumen berpaling ke kompetitor. Namun prakteknya tidak juga. Brio berhasil menjadi leader dalam hal penjualan. Yup, desain keren, fitur banyak membuat ribuan orang jatuh cinta dengan mobil berbobot 940 kg ini.
Honda menjual Brio S manual seharga 154,5 juta, S matik 164,5; E manual 165,5 dan E matik 175,5. Hal itu membuat harga rata-rata Brio adalah 165 juta. Bandingkan dengan Mirage yang rata-ratanya hanya 152, Sirion 152,8; Picanto 137,75 dan Etios Valco 149.