TOYOTA NAV1 V : Rp 401,8 juta
MAZDA BIANTE : Rp 380,0 juta
NISSAN SERENA HWS : Rp 385,0 juta
Pertarungan di Medium MPV semakin panas dan heboh. Saat Nissan meluncurkan Serena C24 pada 2004, ia seolah melenggang sendiri tanpa kompetitor serius. 8 tahun kemudian, di Medium MPV muncullah Mazda yang mengandalkan Biante. Tiga bulan kemudian, muncullah Toyota Nav1 yang di Jepang bernama Toyota Noah. Putus asa dengan musuh-musuhnya, Nissan membawa Serena C26 yang akan dijual 2013. Siapakah yang akan menjadi pemenangnya? Kita lihat saja.
TOYOTA NAV1 V
Nav1 dimasukkan Toyota untuk melawan Serena dan Biante. Untuk itu, Nav1 jelas udah memakai pintu geser elektrik, dan Cap'n Seat, sebagai ciri Medium MPV. Desain elegan yang diberikan Toyota jelas cocok diterapkan pada Nav1. Mesin 3ZR-FAE 1.987 cc 4 silinder yang menghasilkan 155 dk malah konon lebih irit daripada Kijang Innova yang hanya 136 dk, karena teknologi VALVEMATIC yang mengatur panjang langkah buka-tutup katup masuk-buang. Teknologi ini dipercaya bisa meningkatkan efisiensi mesin. Ia juga telah dilengkapi Smart Key dan kamera parkir. Tidak seperti Biante, produk Toyota ini telah dirakit di Tanah Air.
|
VALVEMATIC yang efisien |
|
Dasbor mewah dengan AC climate control dan GPS |
Sesuai namanya--Navigation One--telah dilengkapi dengan sistem navigasi. Sayang, joknya masih memakai bahan fabric. Padahal. Serena lawas saja sudah menggunakan jok kulit sebagai standar di varian HWS. Kembali ke Nav1, letak tuas di dasbor memudahkan pengemudi dan melegakan kabin, karena tidak ada lagi konsol tengah. Namun, monitornya hanya diletakkan di atap, kurang mewah. Bicara suspensi, ia terasa pas di jalan rusak. Atau dalam kata lain empuk yang mengorbankan pengendalian. Transmisi? CVT 7-percepatan.
POIN UTAMA
Valvematic
Mesin yang efisien membuatnya irit, bisa jadi lebih irit dari rival-rivalnya.
MAZDA BIANTE
Beralih ke Mazda, Biante membuat bamyak keluarga terkagum. Desain, kepraktisan, semua membuat kagum. Bahkan Mazda membuat iklan Biante dengan tema kejutan. Desain kaca samping yang seakan tanpa pilar B, C dan D terlihat pas dan mewah dan membuat bentuk kotaknya tidak terlalu kentara.
Di belakang, lampu memanjang dengan emblem Mazda Biante dibenamkan didalamnya juga menyumbang desain mengagumkannya. Seperti yang lain, Biante juga dibekali pintu geser elektrik.
Memang, desainnya aneh bagi beberapa orang. Tapi, desainnya keren bagi beberapa orang. Mesin 1.998 cc 4 silinder 150 dk belum diberi teknologi Skyactiv seperti Mazda CX-5 dan Mazda 6 anyar, konsumsi BBM-nya payah, 7,9 km/l*, akselerasinya juga, 12,3 detik*.
|
Belum dilenkapi Skyactiv |
|
Dasbor keren dan visibilitas tinggi |
Di dalam, pembunuh virus Nanoe melindungi anda dari virus yang masuk ke mobil. Tuasnya juga ada di dasbor, melegakan kabin. Bila menyalakan lampu, katanya pencahayaannya keren. Dibelakang, joknya terbagi menjadi dua dan bisa digeser untuk akses ke baris 3. Tapi, tidak seperti dibelakang, fleksibilitas jok pengemudi agak terbatas. Yang tingginya diatas 175 cm akan merasa jok terlalu maju.
Bantingannya sangat halus, tapi mengorbankan kestabilan. Memang, Biante adalah mobil yang berorientasi kepada penumpang. Mengandalkan transmisi otomatis 5-speed, ia belum dilengkapi CVT seperti Nav1.
POIN UTAMA
Desain
Desain yang memukau membuatnya unggul dalam hal tersebut.
NISSAN SERENA HWS
Menjadi pionir di kelas ini, Serena tidak mau kalah. Ia hadir dengan generasi baru dengan kode bodi C26. Kini, ia hadir dengan pelek alloy 16 inci dan Smart Multi Center. Desainnya bagus, walaupun dianggap biasa saja. Mesin MR20DD dengan teknologi Dual CVTC tidak membuat tenaganya meningkat dengan 145 dk, malah turun, menjadi yang terlemah di kelasnya. Padahal, di Auto Bild Indonesia tertulis Serena lawas bertenaga 147 dk, sama. Terlepas dari itu, ia telah memakai transmisi CVT, meninggalkan otomatis 4-pecepatan milik Serena lama.
Lampu belakangnya tidak jauh beda dengan punya Serena C25, yang masuk Indonesia melalui Importir Umum. Masih khas Nissan, desainnya simpel dan meyakinkan. Oh ya, Serena C26 akan dijual dengan dua varian, X dan Highway Star. Tumben bukan Comfort Touring, malah X?
Tuas transmisi di dasbor (di dasbor melulu?) melegakan kabin. Tapi kabin hitam bukan selera beberapa orang. Memberi kesan sempit dan gelap. Namun, positifnya kabin menjadi tidak gampang kotor. Head Unit 2-DIN sudah ber-monitor, ditambah monitor diatap yang sekali lagi, kurang mewah. Oh ya, dibelakang jok depan ada meja lipat, seperti Serena lama. Yang tidak terlupakan adalah Smart Multi Center yang memberi keleluasaan karena bisa berubah fungsi dan digeser maju-mundur. Bahkan bangku kiri dibaris dua bisa digeser kanan-kiri selain maju-mundur untuk memberi akses ke baris ketiga. Pelipatan bangku baris ketiga juga cukup mudah karena cuma perlu menarik satu tuas dan sudah dilengkapi teleskopik agar ringan melipatnya.
POIN UTAMA
Smart Multi Center
Nilai lebih dari rivalnya yang hanya mengandalkan captain seat.
|
*= estimasi. Ada salah ketik di Serena, lebarnya
harusnya 1735 mm, tenaga Serena 145 dk,
dan harganya 385 juta. Harga Nav1 401,8 juta |
|
Salah ketik : Semart Multi Center menjadi Smart Multi Center. Ini formatnya image jadi sulit diganti. |
Sumber Foto:
www.bruneistars.com
mobil.otomotifnet.com
img.okeinfo.net
3.bp.blogspot.com
www.ridwanmobil.com
autobildindonesia.com
www.autoanalytic.com
www.coches.com
www.autogaleria.hu
*data Auto Bild Indonesia