Sponsors

Rabu, 25 Juni 2014

First Impression : Datsun Go+ Panca


Ya, parasnya bisa dibilang lebih menggoda dari beberapa LCGC lain. Soal LCGC, beberapa media dan individu sudah agak ‘melupakan’ fakta bahwa GO+ Panca merupakan peserta program pemerintah tersebut. 

Wajar, mobil ini memiliki tiga baris tempat duduk, berparas cantik, tak memiliki logo khas Indonesia (kecuali stiker hitam kecil di bagasi) dan sebenarnya pihak Datsun tak menggembor-gemborkan keiritan bahan bakar atau kehijauannya, mungkin PT. Nissan Motor Indonesia sudah kapok pada kejadian beberapa tahun yang lalu mengenai protes konsumen akibat konsumsi BBM.

Kembali ke GO+, paras cantiknya tersebut terganggu oleh kehadiran pelek mini 13 inci yang tertanam di dalam sepatbor GO+ yang cukup besar. Menurut sales Datsun, mobil terjangkau ini dapat dengan mudah diupgrade peleknya tanpa perubahan pada sepatbor.

Ada cerita di balik pembuatan mobil ini. Pihak Nissan Indonesia sempat dimarahi prinsipal saat diminta membuat mobil ini. Akhirnya dituruti dan pengembangannya membutuhkan waktu 3 tahun lebih secara mati-matian. Apalagi menuruti syarat LCGC yang meminta konsumsi BBM rendah yang membuat Nissan harus men-setting ulang mesin Nissan March. Saat diproduksi, bahkan Nissan hanya dapat margin atau keuntungan dari GO+ hanya Rp 12 juta atau sekitar AS$ 1.000.

Panjangkah Datsun ini? Bila anda hanya melihat gambar, memang telihat sebesar Nissan Grand Livina atau Honda Mobilio. Namun kenyataannya demi mengejar radius putar 4,6 meter yang disyaratkan LCGC, GO+ memiliki panjang hanya 3.995 mm atau tak sampai 4 meter. Atau mudahnya, lebih pendek dari sebuah Honda Jazz. Muncul pertanyaan, dapatkah jok baris ketiga terpasang di mobil sependek itu? Lihat jawabannya nanti.

Sebuah black campaign dari produsen lain menyatakan GO+ tak akan kuat nanjak. Well, secara logika, bila sebuah angkot bermesin 990 cc karburator yang diisi 8-10 orang sering lalu-lalang di Puncak, Bogor tanpa masalah besar, mengapa GO+ yang memiliki mesin 1.198 cc injeksi, 68 hp dan transmisi 5-speed tak bisa? Kebohongan dapat terpatahkan. Praktiknya, beberapa media pun mencoba GO+ naik tanjakan dengan gigi 1. Hasilnya? Datsun dapat menanjak dengan baik.

Impresi kami, GO+ memiliki beberapa isu kualitas seperti Mobilio. Misalnya, karet pintu tanpa balon, pelek kecil, kursi tipis, dan sebagainya. Belum lagi pemilihan bahan, cat di dalam pintu yang kurang finishing, atau gap antar panel yang besar. 

Kita masuk ke interior, kita akan disuguhi dasbor yang dibuat simpel tanpa mengurangi nilai estetika. Banyak hal yang unik di kabin. Ada kursi depan yang dibuat menyambung, namun pengemudi tetap bisa menggeser kursinya secara individual. Hadir pula rem tangan tarik. Bagi anda yang berbadan agak besar, paha anda akan cukup terganggu oleh kehadiran rem tangan tersebut.

Lalu hadir pula laci penyimpanan tanpa tutup yang lagi-lagi tak mengganggu estetika. Power window hanya tersedia di depan, di belakang hanya tersedia tuas engkol yang cukup nyaman dioperasikan.

Seatbelt di baris kedua agak aneh, tak dapat ditarik-tarik seperti halnya mobil lain. Bila tak dipakai seatbelt tadi digantung.

Masuk ke baris ketiga, penumpang dengan postur diatas 150 cm tak akan nyaman duduk di belakang. Kalau memaksa, kepala anda akan tertekuk dan menurut tester Auto Bild seperti sarden di dalam kaleng. Dan bila kursi tersebut tak dilipat maka tak ada ruang untuk bagasi, kecuali kalau cuma menaruh payung.

Saran kami lepaslah jok baris ketiga apalagi kalau anda tak punya anak, karena akan tak berguna.

Kesimpulan kami, dengan harga 85-102,9 juta rupiah, value for money GO+ tak dapat diragukan lagi.


Gallery








Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar