Small MPV adalah segmen yang sangat menggairahkan. Hampir dipastikan kalau mobil yang masuk segmen tersebut akan menjadi tulang punggung penjualan dari pabrikannya. Apalagi kalau bukan karena karakter konsumen Indonesia yang banyak membutuhkan mobil hemat dan muat banyak orang maupun barang. Tak heran kalau sudah cukup banyak pabrikan yang 'nyemplung' ke segmen menengah kebawah ini. Termasuk Chevrolet Spin yang meluncur pada bulan April.
Walaupun saat komparasi ini dibuat Spin belum dijual, penulis buru-buru mengkomparasikannya dengan dua rival tangguhnya, Ertiga dan Xenia. Avanza disingkirkan dahulu dan digantikan Xenia. Dengan kapasitas mesin yang berbeda pada setiap kontestan, apakah komparasi ini akan berlangsung seru?
CHEVROLET SPIN 1.5 LTZ M/T
Si penantang baru ini menawarkan banyak kelebihan, seperti banyak pilihan mesin, performa, handling dan fitur. Ia menyediakan mesin 1.2 liter (bensin) 1.3 liter (diesel) dan 1.5 liter (bensin). Ia juga menawarkan speedometer digital, transmisi otomatis 6-speed triptonic yang tidak dimiliki rivalnya. Diatas kertas memang bagus, namun bagaimana prakteknya? Ia belum dites lengkap, sehingga beberapa data belum didapatkan.
Desainnya lebih berani daripada pesaingnya yang biasa saja. Begitu juga di interiornya. Futuristis, apalagi dengan speedometer digital yang stylish, seperti pada Bajaj Pulsar. AC triple blower, lagi-lagi berbeda dengan rivalnya. Posisinya mirip seperti di bus maupun pesawat. Baris ketiga hanya untuk anak-anak, seperti small MPV lainnya.
Sayangnya, beberapa konsumen mengeluhkan kerasnya jok baris kedua dan tidak bisa dimaju-mundurkan. Padahal itu penting untuk meningkatkan kenyamanan. Untungnya performa terasa cukup kuat untuk mesin 1.485 cc-nya, handlingnya juga mantap.
|
Futuristis! |
Diantara para pesaingnya, ia memiliki pilihan mesin terbanyak, ada tiga. Mesin 1.2, 1.5 dan diesel 1.3. Dengan senjata-senjatanya itu, mampukah ia merebut pasar para rival?
DAIHATSU XENIA 1.3 R SPORTY M/T
|
Sporty seperti namanya |
Tampil dengan paket Sporty, Xenia menyuguhkan aksesori Front Bumper Guard, Rear Bumper Guard, Spoiler, emblem Sporty, dan lain-lain. Ia juga menyediakan head unit 2-DIN yang dapat menampilkan display kamera mundur, GPS dan DVD.
Sudah cukup dengan paket Sporty-nya, ia memakai mesin yang sama dengan Avanza 1.3, yaitu 1.298 cc 4 silinder 92 dk DOHC VVT-i. Cukup responsif, tapi agak lemah. 0-100 km/jam hanya ditempuh dalam waktu 11,7 detik. Kalah dari Ertiga yang mampu mencetak angka 10,62 detik. Desainnya walaupun keren, tapi membosankan mengingat ada banyak Xenia yang muncul di jalanan.
Interiornya terkesan lega dengan warna cerah, beige namun terlihat kurang mewah dan membosankan. Untungnya, head unit yang bermonitor telah terpampang di dasbor, sayangnya belum terintegrasi seperti Ertiga maupun Avanza Veloz.Oh ya, karena penambahan airbag setir berubah.
Mesinnya biasa saja, tidak banyak keistimewaan dari mesin ini.
SUZUKI ERTIGA 1.4 GX DOUBLE BLOWER M/T
Telah dilengkapi double blower, ia semakin siap menghadapi pesaing yang semakin banyak. Dibanderol 172,8 juta rupiah, value-nya tetap baik, walaupun tidak sebaik saat ia pertama diluncurkan dengan 165 juta rupiah. Sebagai tipe tertinggi, ia telah dilengkapi immobilizer, MID, kontrol audio di setir dan dua airbag.
|
Elegan dengan back garnish |
Sebagai varian double blower, ia mendapat penyegaran di gril dan ditambah dengan number plate garnish yang menambah kemewahannya. Untuk number plate garnish hanya tersedia di tipe ini, GX.
Interiornya mirip All New Swift, hanya berbeda warna dan beberapa detail. Visibilitas ke depan cukup luas, posisi mengemudi juga mirip sedan, sehingga lebih enak dikemudikan. Mesinnya efisien, dapat mencetak angka 18
km/l di jalan tol. 95 daya kuda rasanya cukup baginya.
Logikanya, bila ditambah AC double blower maka kerja mesin akan makin berat, konsumsi BBM makin boros dan performa berkurang. Mungin tidak terlalu signifikan, tapi yang pasti akan berubah nilai akselerasi dan konsumsi BBM-nya. Spesifikasi dibawah ini memakai data Ertiga single blower, juga konsumsi BBM-nya.
|
Suzuki Ertiga GX
|
Chevrolet Spin LTZ M/T
|
Daihatsu Xenia Sporty M/T
|
Harga
|
Rp 172,8 juta
|
Rp 167,7 juta
|
Rp 173,3 juta
|
Mesin/kapasitas
|
4 inline/1.373 cc
|
4 inline/1.485 cc
|
4 inline/1.298 cc
|
Tenaga maksimum
|
95 dk/6.000 rpm
|
104 dk/6.000 rpm
|
92 dk/6.000 rpm
|
Torsi maksimum
|
130 Nm/4.000 rpm
|
141 Nm/4.000 rpm
|
119/4.400 rpm
|
Transmisi 5-speed
|
5-speed manual/fwd
|
5-speed manual/fwd
|
5-speed manual/rwd
|
Panjang/wheelbase
|
4.265 mm/2.740 mm
|
4.260 mm/2.620 mm
|
4.140 mm/2.665 mm
|
Lebar/tinggi
|
1.695 mm/1.685 mm
|
1.735 mm/1.664 mm
|
1.660 mm/1.695 mm
|
Kapasitas tangki/ban serep
|
45/full size
|
50 liter/full size
|
45 liter/full size
|
Ground clearance
|
185 mm
|
157 mm
|
200 mm
|
Ukuran ban
|
185/55 R15
|
195/65 R15
|
185/70 R14
|
Bobot
|
1.180 kg
|
N/A
|
1.065 kg
|
NON-SPESIFIKASI
|
0-100 km/jam
|
10,62 detik
|
10,5 detik (estimasi)
|
11,7 detik
|
Konsumsi BBM (tol)
|
18 km/l
|
15-16 km/l (estimasi)
|
16,8 km/l
|
|
Suzuki Ertiga
|
Chevrolet Spin
|
Daihatsu Xenia
|
Harga
|
8
|
9
|
8
|
Performa
|
9
|
9
|
7
|
Pengendalian
|
8
|
9
|
6
|
Kenyamanan
|
8
|
8
|
7
|
Kepraktisan
|
8
|
9
|
9
|
Akomodasi
|
8
|
9
|
8
|
Eksterior
|
7
|
7
|
7
|
Interior
|
8
|
9
|
7
|
Fitur
|
8
|
9
|
9
|
Fun to drive
|
8
|
8
|
7
|
Total
|
80
|
86
|
75
|
1
|
2
|
3
|
Chevrolet Spin
|
Suzuki Ertiga 1.4 MT GX
|
Daihatsu Xenia 1.3 MT Sporty
|
+ Akselerasi, handling, fitur
- Jaringan servis kurang banyak
|
+ Kehematan BBM, posisi mengemudi, kenyamanan
- Fitur, varian kurang banyak
|
+ Fitur, navigasi, kepraktisan - Desain interior, pengendalian, tenaga minim
|
KESIMPULAN
Menurut penilaian penulis, si pendatang baru layak menjadi pemenang. Fitur melimpah, harga yang terendah, pengendalian hebat dan interior keren menjadikan Chevrolet Spin-lah pemenangnya.
Sementara itu Suzuki berada di posisi kedua, dengan fun-to drive nya dan performa baik. Sayangnya, Ertiga masih kalah fitur dengan Spin. Interiornya juga kurang baik dibandingkan dengan Chevrolet.
Daihatsu Xenia harus puas berada diurutan ketiga. Kepraktisannya tidak mampu menolongnya masuk ke posisi terakhir. Bukan berarti Xenia buruk karena keberadaan GPS dan kamera mundur hanya pada Xenia. Begitu pula bumper guard yang sporty itu.